19 April, 2019
kakdina Berita
Minggu, 24 Maret 2019 12:06
PROKAL.CO, Demi mencapai keberhasilan, pebisnis memiliki cara masing-masing. Paling penting, berani mencoba hal baru dan melihat peluang. Menyimpan misi mulia dalam berbisnis adalah cara yang dipilih Fitri Susilowati. Dia membuka usaha jasa outbound training sekaligus edukasi. Baginya, usaha seperti itu mampu memberikan efek dalam jangka panjang.
PAGI itu cuaca mendung. Namun tak mengurangi keceriaan anak-anak di area outbond di daerah Loa Bakung. Mereka pulang dengan hati senang, membawa bingkisan di tangan. Ada satu perempuan terlihat berbincang dengan beberapa panitia dan sesekali memberi arahan. Dengan gayanya yang santai dan sederhana, dia menyambut kehadiran awak Kaltim Post. Perempuan itu Fitri Susilowati. Sembari duduk santai di bawah pohon rindang tak jauh dari lokasi kegiatan, Fitri membagi kisahnya mengenai usaha outbound training yang telah dia rintis sejak 2002.
“Dulu, jasa outbound training memang belum terlalu banyak di Kaltim dan pada saat itu saya yang pertama kali merintis. Kebetulan, ada adik dari Jakarta yang bergerak di bidang itu dan memperkenalkannya ke saya,” jelasnya.
Dirinya melihat usaha outbound training akan menjadi peluang besar, khususnya di Kota Tepian dan Kaltim. Awalnya, Fitri berprofesi sebagai konsultan desain bangunan sejak 1993. Namun, kini dia lebih fokus pada segala macam training, khususnya outbound. Menurutnya, hal itu tak jauh berbeda dengan dunia konsultan.
Tak sekadar outbound biasa, Fitri mengungkapkan jika jasa yang disediakan berfokus pada peningkatan kapasitas diri. Misalnya saja ada seseorang yang cenderung berpikiran negatif. Melalui kegiatan outbound, dia akan memberikan pandangan-pandangan positif yang mampu membuat orang itu berubah sikap dan pola pikirnya.
“Sebenarnya lebih ke peningkatan sumber daya manusia. Yang tadinya sulit bekerja sama, jadi terbiasa melalui permainan yang ada. Intinya harus menyenangkan dan orang bisa menikmatinya,” lanjut Fitri yang sempat bercita-cita menjadi guru tari itu.
Pangsa pasar usahanya menyentuh semua lini usia. Mulai karyawan kantor seperti bank, tambang, pegawai negeri sipil, hingga anak-anak. Melalui outbound training, Fitri memiliki satu tujuan utama yakni memberikan nilai edukasi di setiap kegiatannya. Selain outbound training yang dia tangani sendiri, Fitri juga memiliki beberapa usaha lain yang dia kelola bersama sang suami, Agus Suparman. Dibawahi oleh lingkup grup yang sama bernama Jawsika Group, usaha tersebut adalah kafe dan jasa konsultan. Dia juga memiliki rumah baca dan kampung dongeng, Fitri menyebut itu sebagai aktivitas sosialnya.
“Alasan saya memilih usaha yang masih berkaitan dengan edukasi karena nilainya panjang. Selain itu, saya juga merasa senang ketika menjalaninya dan merasa punya nilai,” ungkap Fitri tersenyum.
Bertahan selama 17 tahun untuk sebuah usaha bukan hal mudah. Dulu, sebelum outbound masuk ke Samarinda, banyak orang yang memilih untuk mencari jasa dari luar daerah. Namun, sejak Fitri mengaku sebagai perintis pertama jasa tersebut di Kaltim, dia sudah mampu membayangkan jika usahanya akan menjanjikan pada masa mendatang.
Menanggapi munculnya usaha serupa, di situlah Fitri melihatnya sebagai ajang pengembangan usahanya. “Persaingan itu soal biasa. Kalau bagi saya, semuanya dihadapi dengan baik saja,” pungkasnya singkat. (*/ysm*/rdm2)
© Kampung Dongeng 2017. All Rights Reserved.
Developed by Naufal Prakoso